Kenapa Kita Sering Menunda-Nunda? Ini Penjelasannya!

Kenapa Kita Sering Menunda-Nunda? Ini Penjelasannya!

Kita semua pernah melakukannya—menunda tugas penting hingga menit terakhir. Entah itu pekerjaan rumah, deadline kampus, atau sekadar membalas pesan penting. Kebiasaan ini sering bikin frustasi dan menimbulkan rasa bersalah. Tapi pertanyaannya, kenapa sih kita suka menunda-nunda?

Sumber Gambar : Pinterest

Ternyata, ada penjelasan dari sisi psikologi yang bisa membantu kita memahami perilaku ini. Yuk, simak ulasannya!

1. Bukan Malas, Tapi Otak Sedang Menghindari Ketidaknyamanan

Menurut psikologi, menunda bukan semata-mata karena malas, melainkan karena otak kita sedang berusaha menghindari perasaan tidak nyaman. Misalnya:

  • Tugas terasa membosankan
  • Takut gagal atau membuat kesalahan
  • Merasa tidak cukup mampu menyelesaikannya

Ini disebut avoidance coping — cara otak “melindungi” diri dari emosi negatif dengan menghindari tugas itu sendiri.

2. Adanya Konflik antara Otak Rasional dan Emosional

Dalam ilmu otak, dikenal dua sistem: sistem limbik (emosional) dan prefrontal cortex (rasional/logis). Saat kamu tahu seharusnya mengerjakan tugas tapi malah scroll media sosial, itu karena:

  • Sistem emosional lebih dominan
  • Otak memilih aktivitas yang langsung memberikan rasa senang (instant gratification)

Akhirnya, tugas ditunda demi kesenangan sesaat. Ini mirip seperti memakan kue meskipun tahu sedang diet—emosi menang atas logika.

3. Perfeksionisme Bisa Jadi Biangnya

Ironisnya, orang yang perfeksionis justru sering menunda. Kenapa?

  • Mereka takut hasilnya tidak sempurna
  • Rasa takut ini membuat mereka cemas untuk mulai
  • Akhirnya, mereka memilih tidak melakukan apa-apa dulu

Ini disebut “paralysis by analysis” — terlalu banyak berpikir hingga akhirnya tidak bergerak.

4. Kurangnya Manajemen Waktu dan Tujuan yang Tidak Jelas

Ketika tugas terasa besar dan tidak tahu harus mulai dari mana, otak akan merasa kewalahan. Ini menyebabkan:

  • Tidak adanya langkah konkret untuk memulai
  • Muncul rasa cemas
  • Pilihan default? Menunda lagi

Solusinya adalah membagi tugas besar menjadi bagian-bagian kecil yang jelas dan bisa di tindaklanjuti.

5. Faktor Emosi dan Kesehatan Mental

Psikolog juga menemukan bahwa perilaku menunda-nunda sering kali berkaitan dengan:

  • Stres
  • Kecemasan
  • Depresi ringan

Menunda jadi cara untuk kabur dari tekanan emosional. Jadi, jangan langsung menyalahkan diri sendiri—kadang ini tanda kamu butuh istirahat atau bantuan.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Beberapa pendekatan yang direkomendasikan psikolog:

  • Terapkan teknik Pomodoro (25 menit kerja, 5 menit istirahat)
  • Gunakan metode “2-minute rule”: Jika tugas bisa selesai dalam 2 menit, lakukan sekarang
  • Tulis daftar tugas yang spesifik dan realistis
  • Sadari emosi yang muncul sebelum menunda
  • Bangun rutinitas kecil untuk melatih konsistensi

Menunda Itu Manusiawi, Tapi Bisa Diatasi

Menunda-nunda bukan tanda kamu pemalas. Justru, itu sinyal dari otak bahwa ada konflik batin atau tekanan emosional. Dengan memahami alasan menunda dari sisi psikologi, kita bisa lebih bijak dalam menghadapinya—bukan menyalahkan diri sendiri, tapi mencari cara untuk mulai bergerak perlahan.

Ingat, satu langkah kecil hari ini jauh lebih baik daripada rencana besar yang tak pernah dijalankan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *